Saturday, March 28, 2015

SEBAIK-BAIKNYA PERGAULAN DALAM ISLAM

Pergaulan menjadi hiasan aktifitas yang tidak bisa ditinggalkan oleh siapapun, bergaul dengan tetangga, rekan kerja bahkan dengan orang-orang yang ada disekitar kita. Pergaulan terjadi di segala sudut, baik di kede kopi, mobil, kereta, pesta, silaturrahmi, komunitas dan lain sebagainya. Pergaulan adalah tindak-tanduk kita dalam berkomunikasi dan memperlakukan teman dan lawan dengan baik dan sopan. Bergaul tidak dibatasi tapi mesti memiliki prinsip sikap yang jelas agar tidak terpengaruh dengan lingkaran pergaulan yang bebas dan merusak. Pertanyaannya sekarang adalah, bergaul dengan siapakah dan bagaimana tatakrama pergaulan yang di utamakan dalam islam???

 Berikut hadith-hadith yang membahas tentang kebaikan pergaulan:
1.      Dari ‘Aisyah RA., Katanya: Rasulullah SAW bersabda: “ orang yang paling baik diantara kamu ialah yang paling baik terhadap keluarganya. Dan aku orang yang paling baik diantaramu terhadap keluargaku” ---Jami’ at-Tirmidzi---

2.      Dari ‘Aisyah RA., Katanya: Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya orang mu’min yang paling sempurna imannya ialah yang paling baik akhlaknya dan paling lemah lembut terhadap keluarganya” ---Jami’ at-Tirmidzi---

3.      Dari Abdullah RA., Katanya: Rasulullah SAW bersabda: “Semua makhluk adalah famili Allah. Maka makhluk yang paling disukai Allah ialah yang paling baik terhadap familinya---Sya’bul Iman---

Ketiga hadith di atas sangat jelas menekankan kita untuk bergaul dengan baik dan sopan dengan keluarga. Sangat logis kita harus berbuat baik kepada keluarga kita, dimana alasannya keluarga adalah sumber kehidupan dan awalnya tali persaudaraan itu lahir. Tanpa keluarga sangat tidak memungkinkan seseorang akan mendapat penghargaan dan tali silaturrahmi yang kokoh. Islam memiliki alasan tersendiri dalam hal bergaul dengan keluarga, tidak hanya ibu bapak saja, tapi semua keluarga yang memiliki ikatan darah dengan kita.

Di luar daripada berhubungan baik dengan keluarga, Rasulullah juga memberikan contoh dan mengajak kita untuk menjaga adab pergaulan antara yang muda dan tua, sebagaimana diterangkan dalam hadith berikut;

4.      Dari Ibnu Abbas RA., katanya:Rasulullah SAW bersabda:”Bukanlah golongan kami orang yang tidak mengasihsayangi orang yang lebih muda diantara kita, dan tidak menghormati orang yang lebih tua di antara kita” ---Jami’ at-Tirmidzi---

Jauh sebelumnya Islam telah menerapkan sistem pergaulan antara muda dan tua, setidaknya kita yang tua harus menyanyangi mereka yang muda seperti kita mengasih sayangi anak kita sendiri. Hal ini kita lakukan untuk menghindari kebrutalan moral yang terjadi dan mengontrol sikap mereka dalam bertindak. Pemuda akan merasa malu dan hati-hati dalam mengambil kebijakan atau berbicara lantang jika mereka melihat adanya sosok yang di segani dan di jadikan panutan, sebaliknya mereka akan bertindak dan berbicara secara liar dan tidak sopan dikarnakan tidak ada rasa malu dan hormat kepada yang tua.

Sikap kita untuk menghadapi remaja dewasa ini adalah dengan menerapkan hadith yang telah dilakukan oleh Baginda Rasul. Jika hadith ini kita jalankan dengan baik, maka penghormatan yang tidak pernah di impikan akan datang dari pemuda-pemuda yang telah kita ajarkan bertatakrama dengan baik.
Di sisi lain baginda Rasul menganjurkan kita untuk mengawasi pergaulan anak-anak kita, karna sahabat yang dekat dengan mereka berpengaruh besar dalam perkembangan akhlak anak itu sendiri. Seperti penjelasan hadith berikut;

5.      Dari Abu Hurairah RA., Katanya: Rasulullah SAW bersabda: “Seseorang itu menurut agama temannya. Karena itu, hendaklah seseorang diantara kamu melihat siapa yang menemani---Musnad Ahmad---

Pengawasan terhadap anak perlu diperhatikan. Siapakah yang menjadi temannya? Tempat mana saja yang sering ia kunjungi???. Pengontrolan ini akan sangat bermanfaat untuk mencegah kerusakan moral yang terjadi terhadap generasi kita.

Saya teringat dengan kisah di waktu kecil, dimana orangtua saya selalu melakukan patroli rutin khususnya dalam hal menuntut ilmu. Pada suatu malam kami pergi mengaji seperti biasanya. Setelah shalat magrib saya dan kakak secara kebetulan melewati satu kedai yang menyediakan fasilitas minuman ringan dan TV untuk ditonton secara massal. Pada saat itu film yang ditayangkan adalah film yang menjadi favorit kami berlima, secara sepintas saya dan kakak sepakat untuk tidak hadir di pengajian dan memutuskan untuk menyaksikan film tersebut.

Dirumah ayah baru saja pulang dari laut, beliau langsung bertanya kepada ibu kemana anak-anaknya semua? Ibu berkata dengan jujur kami pergi mengaji. Tanpa basa – basi ayah tidak memerlukan persiapan untuk membersihkan diri atau makan, langsung saya beliau menuju tempat pengajian kami. Setibanya disana beliau mengintip lewat jendela memastikan kalau kami ada, tapi sayang pada malam itu keberuntungan tidak berpihak kepada kami.

Ayah langsung pulang, Kami pun pulang tidak lama setelahnya. Mengucapkan salam seperti biasa dan dijawab oleh ayah serta ibu, ayah dan ibu mempersilakan kami untuk makan malam bersama, tidak ada tanda-tanda kalau ayah sudah mengetahui tentang keburukan yang telah kami jalankan bersama. Selesai makan, ayah memerintahkan kami untuk istirahat diruang tamu karna ada hal penting yang ingin dibicarakan dengan kami. Benar saja dalam sedetik paras ayah berubah, ayah sangat marah dengan perilaku kami, tidak berpanjang lebar ayah menghukum kami tidak boleh tidur pada malam itu.

Setelah dua jam ayah datang lagi dengan nada marah tapi memiliki makna kelembutan, ayah menasehati kami pentingnya ilmu dalam kehidupan ini. Harapan beliau kepada kami hanya satu yaitu kami menjadi orang yang terpandang bukan dari sisi banyak harta, tapi memiliki ilmu yang bermanfaat bagi orang lain. Keinginan ayah dan ibu kami agar nanti kami menjadi orang-orang yang berguna tidak menjadi pelaut seperti yang ayah lakukan. Kami pun di maafkan dan dipersilahkan untuk istirahat.

Kisah saya mudah-mudahan menjadi inspirasi untuk pembaca, bahwa anak-anak harus di awasi dari gerak-geriknya. Jadikan mereka sahabat bukan anak kecil, karna dengan persahabatan yang kita jalani dengan anak akan membuat mereka terbuka dengan kita orang tuanya dalam segala hal atau permasalahan yang di alaminya. Mari kita budayakan pesan Baginda Rasulullah dalam kehidupan sehari – hari, dengan tujuan ridha Allah, Insya Allah pergaulan kita akan menjadi hubungan yang baik di dunia dan akhirat nanti.

No comments:

Post a Comment