Saturday, July 04, 2009

Iman

Dunia ini penuh dengan warna – warni keindahan yang bisa membuat kita terpesona dan tidak sadar akan gemerlapannya, semua ini merupakan hiasan dunia , sekedar keindahan sementara atau bisa dikiaskan sebagai sarana penyejuk diri berkelana didunia.
Gemerlapnya kilauan mutiara, intan, permata dan lain sebagainya menarik manusia bisu dan kaku dengan keindahan tersebut, tampa disadari bahwa dunia yang gemerlapan merupakan syurganya syeitan, sedangkan alam yang dijanjikan Sang Pencipta Alam sangat indah dan cemerlang, dan alam itu sedang menanti di penghujung zaman, sayangnya manusia memilih yang lahiriyah tampa memikirkan dampak baik dan buruknya bagi diri sendiri.

Kemunafikan seseorang disebabkan oleh lemahnya iman dan pengaruh lingkungan yang mengajak kepada hal tersebut, kita bisa rasakan tatacara pergaulan saat ini umumnya merusak aqidah kita hanya sedetik langkah jarum jam. Perlunya kewaspadaan dan perhatian serta pengetahuan akan membantu kita untuk jauh dari hal tersebut, walaupun begitu semuanya tidak luput dari ibadah sehari – hari kita.


Iman merupakan suatu perbuatan yang bisa atau tidak bisa dinilai secara lahiriyah, iman seutuhnya dimiliki setiap individu baik muslim dan non muslim, menyakini sesuatu maka akan menjadi iman, oleh karena itu tidak semua yang ada didunia harus kita percayai dan kagumi apalagi disembah dijadikan Tuhan, karena iman adalah harga mati bagi mereka yang tau nikmatnya memiliki rasa iman yang putih dan ikhlas kepada satu penguasa.

Allah SWT berfirman:
“Diantara manusia ada yang mengatakan; kami beriman kepada Allah dan hari kemudian, padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman”.
( Al- Baqarah, Ayat: 8 ).

Firman diatas menjelaskan bahwa iman ini terbagi atas dua golongan; golongan pertama iman secara lafaz, kedua iman secara hati keduanya memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam kehidupan sehari – hari. Iman secara lisan bisa kita dengar dipasar, gossip dan pembicaraan hangat pagi dan sore masyarakat. Akan tetapi umumnya iman secara lisan ini cenderung palsu karna hanya berdasarkan ucapan namun belum tentu perbuatan.
Sedangkan iman dalam hati memiliki pondasi yang kuat dan benar adanya. karna dengan iman ini individu tidak terjerumus kearah takabbur bahkan jauh dari sifat ingin dihargai oleh masyarakat dengan cara berpakain iman. Sudah jelas seperti firman Allah bahwa sebagian dari kita berkata beriman padahal sesungguhnya tidak sama sekali. Nah, pertanyaannya dari golongan manakah kita? Lisan atau hati.

Allahu A’lam




No comments:

Post a Comment